I Am Not A Power Ranger

/
0 Comments
Percaya tidak bahwa pada dasarnya manusia terdiri dari sisi negatif dan sisi positif?
Percaya tidak bahwa pada dasarnya manusia tidak bisa berubah?
Percaya tidak bahwa sebenarnya yang terjadi bukanlah "kita berubah" tapi "sisi baik ku lebih mendominasi" atau "sisi negatif ku mendominasi". . ??



Aku berpikir bahwa manusia tidak bisa berubah.


Aku menulis posting ini karena....... kau tau, aku melihat dengan mata kepalaku sendiri seseorang (bisa dikatakan) 'dibully'. .
Benar-benar dibully. . yah walaupun tidak secara fisik. .
Tapi...... entahlah. Aku merasa simpati terhadapnya. .

Baiklah, begini ceritanya.
Dia cewek temennya temenku. Sebut saja namanya 'Ayam'. Dan temanku itu namanya 'Kucing'.
Kucing pernah bercerita bahwa Ayam itu anaknya frontal, omongannya itu nggak bisa dijaga, tidak memperhatikan perasaan orang lain, nggak berpikir panjang, dan lain-lain. Aku cuma mendengarkan dan diam. Aku sesekali menanggapinya dengan senyuman dan beberapa pertanyaan seperti "Kenapa?", lalu "Ohh..."
Dan dia juga bercerita saat ini si Ayam lagi 'perang dingin' sama Cicak (temannya sekelas + sekamar) cuma gara2 cowok yang disukai si ayam ternyata jadian sama Cicak. Dan ternyata si ayam ngerasa buruk tentang hal itu dan akhirnya membuat hubungannya dengan cicak menjadi runyam.

Oh, ya. Orang-orang yang aku ceritakan disini adalah satu geng, biasanya kemana-mana bareng. Tapi gara insiden 'temen makan temen', hubungan antar geng ini jadi ..... rumit!

Hmmm......... sebenernya aku juga nggak paham bagaimana cerita selengkapnya, hanya saja ketika kemarin mereka se-geng minus cicak berkumpul di rumahku, mereka menampakkan suasana yang tidak menyenangkan dalam pertemanan.

Well, aku merasa si Ayam ini 'dikucilkan' oleh teman-teman se-gengnya sendiri. Kau tau karena apa? Masing-masing dari mereka 'pernah' sakit hati gara-gara omongan si Ayam.
Dan karena itulah, mereka secara serempak mengatakan seperti ini:
"Kamu harus berubah, Yam. Berubahah. Kamu tau nggak kalo omonganmu itu nyakitin orang lain. Kamu lho pernah gini ke aku, kamu pernah gitu ke dia. Dan kita sakit hati..."
Mereka mengatakan berkali-kali supaya si Ayam itu berubah.

Oke. Itu bagus. Maksudku, menyadarkan orang yang salah.

Dan kau tau apa yang paling parah?
Entahlah, tapi aku merasa si Ayam itu benar-benar ... tersesat. Dia seperti linglung. Dia bahkan menjawab perkataan teman-temannya dengan "Lalu aku harus gimana? Bagaimana aku berubah?"

Dari situ aku menyimpulkan bahwa sebenarnya ada keinginan dari si Ayam untuk BERUBAH.
Oke. Itu sangat bagus.

Tapi yang membuatku jadi tak suka dengan model pertemanan mereka adalah "Seolah mereka peduli, tapi sebenarnya tidak"
Aku mengatakan begitu karena seolah2 si Ayam jadi dikucilkan, setiap dia ngomong sesuatu nggak ada yang dengerin, bahkan mereka seolah-olah mengalihkan pembicaraan.

Dalam hati aku berkata, "Bisa nggak sih, orang-orang ini melihat sisi lain dari Ayam?"
Seolah-olah hati mereka sudah tertutup oleh sakit hati.
Maksudku, pernah nggak dia memposisikan dirinya jadi si Ayam?
Maksudku, bisa nggak mereka liat niat baik yang udah si Ayam lakuin? Dia mau berubah lho.... Itu udah baik menurutku.

Rasanya saat itu aku ingin mengangkat tangan dan berkata:
Gini ya, NGOMONG ITU GAMPANG!
Nyuruh orang lain berubah itu gampang. Tapi jujur saja itu susah dilakukan. Apalagi ini berkaitan dengan kepribadian. IT'S REALLY HARD, DUDE. .

Tau kenapa? Karena sampai sekarang aku juga tidak bisa merubah diriku.

Beratus-ratus kali, beribu-ribu kali Ibuku mengatakan "Mbok ya yang ramah gitu lho nduk. yang supel ..." bla bla bla , Tapi NGGAK BISA! Kenapa? BECAUSE THIS IS ME. Aku adanya seperti ini; nggak bisa dengan gaya yang sok SKSD, supel, tertawa disana sini, dengan mudahnya mendapat banyak teman.... Tidak!
Itu bukan berarti aku tidak mencoba untuk supel dan sebagainya. I'VE TRIED! Oke, aku sudah mencobanya dan aku seperti merasa ini bukan aku. justru aku tidak merasa nyaman dengan hal-hal yang sok akrab dan banyak bicara. Entahlah, rasanya setelah aku mencobanya, aku justru merasa bersalah. Merasa bahwa omonganku tidak membawa manfaat yang berarti.
Ya, aku juga bukan orang yang punya kepercayaan diri yang cukup.

Dan seberapapun aku mencoba untuk supel, pada akhirnya aku kembali menjadi diriku yang dulu.

Ketika aku melihat si Ayam saat itu, aku merasa dia juga hilang. . .
Sebelumnya, yang aku tahu, dia cewek yang ceria, yang bisa ketawa lebar-lebar. Tapi ketika kemarin itu, dia seolah-olah jadi takut untuk berbicara keras2, bercanda...... Ia takut menyakiti lagi.

I knew that feels, sist. . .

Kau tau, konteks berubah disini berbeda dengan 'berubah untuk tidak merokok', 'berubah untuk berhenti nyontek', dsb. Aku pikir itu bisa dilakukan.
Tapi ini tentang kepribadian. Identitas diri.
Identitas diriku bukan yang suka ketawa sana-sini, yang bisa supel dengan siapapun; Aku itu seorang yang jarang berbicara, yang tidak suka SKSD. (Mmm.... tapi beda lagi kalo kamu udah kenal lama sama aku. .).
Mungkin bagi beberapa orang yang baru pertama bertemu dan kenal, akan merasa canggung untuk berbicara panjang lebar denganku. Karena aku pada dasarnya sulit menghangatkan suasana, kadang sulit untuk menjaga seseorang untuk tetap mengobrol denganku.
Tapi, ingat! I'LL TRY MY BEST. Selama itu tidak melampaui yang aku bisa.

Begitu juga dengan si Ayam. Aku yakin dia telah berusaha semampunya.
Tapi camkan ini.
Walaupun kita telah berusaha merubah itu, hanya perubahan kecil yang mampu kami hasilkan. Dan sayangnya orang tidak memperhatikan itu. Dan mereka terus menuntut pada kami.


Pada akhirnya, hanya satu yang akan kutanyakan pada mereka,
"Bisakah kau menerima kami seperti ini??"

If you're not, I'll find someone who will...
Aku akan pergi dan mencari seseorang yang bisa menerimaku, benar-benar menerimaku tanpa harus membuatku merasa dikucilkan.....


You may also like

Tidak ada komentar: