REVIEW ARTIKEL LARRY C. SPEARS: “THE UNDERSTANDING AND PRACTICE OF SERVANT-LEADERSHIP”

/
0 Comments

Dalam review yang berjudul ‘The Understanding and Practice of Servant-Leadership’, Larry C. Spears mencoba memberikan gambaran umum tentang konsep ide Robert K. Greenleaf tentang Servant-Leadership (kepemimpinan yang melayani). Review ini merupakan review esai Robert K. Greenleaf yang diterbitkan tahun 1970. Greenleaf dalam esai yang berjudul “The Servant as Leader”, yang untuk pertama kali memperkenalkan istilah Servant-leadership pada khalayak. Tujuan penulisan essai ini sendiri adalah untuk merangsang pikiran dan tindakan dalam membangun masyarakat yang lebih baik dan lebih peduli lagi. Larry menyatakan bahwa berbagai model kepemimpinan (tradisional, autokratik dan hierarki) menaruh perhatian pada pandangan berbeda tentang cara bekerja, yaitu yang berbasis kerja tim dan komunitas, yang berusaha melibatkan orang lain dalam pengambilan keputusan, yang berbasis kuat pada etika dan kepedulian perilaku, serta yang berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan pribadi pekerja sekaligus meningkatkan kepedulian dan kualitas institusi. Semua hal tersebut memunculkan adanya pendekatan Servant-Leadership.

Servant-leadership merupakan pendekatan kepemimpinan yang menekankan pada peningkatan pelayanan pada orang lain, termasuk karyawan, konsumen atau masyarakat sebagai prioritas utama. Greenleaf mengatakan bahwa servant-leadership dimulai dari perasaan ingin melayani, kemudian berkembang menjadi pilihan sadar untuk menjadi seorang pemimpin. Dalam review, Larry Spears menuliskan sepuluh karakteristik servant-leader (pemimpin yang melayani), yaitu Listening (mau mendengarkan), empathy (memiliki rasa empati), Healing (mampu menyembuhkan keputusasaan karyawan), awareness (memiliki kesadaran umum), Persuasion (kemampuan meyakinkan khalayak), konseptualisasi (mampu mengkonsep visi), Foresight (kemampuan meramal situsi masa depan), Stewardship (memegang kepercayaan yang diberikan orang lain), komitmen untuk menumbuhkembangkan profesionalitas individu, dan membangun komunitas tertentu.

Setelah melalui perjalanan yang panjang, prinsip servant-leadership diaplikasikan dalam proses bekerja dan berbisnis suatu perusahaan. Larry Spears kembali menguraikan aplikasi-aplikasi dari servant-leadership Greenleaf di berbagai perusahaan. Yang pertama ia menyebutkan servant-leadership sebagai model kelembagaan. Dalam hal ini, servant-leadership menyarankan pendekatan kelompok untuk analisis dan pengambilan keputusan guna memperkuat lembaga dan memperbaiki masyarakat. Selain itu juga, menekankan kekuatan persuasi dan mencari konsensus daripada sistem top down yang sudah diterapkan selama ini. Servant-leadership juga menyatakan bahwa tujuan utama sebuah bisnis tidak hanya mencari keuntungan bisnis semata tetapi juga harus bisa menciptakan dampak positif bagi karyawan dan masyarakat. Disana dicontohkan perusahaan TD Industries yang berhasil membawa perusahaan mereka menjadi salah satu perusahaan terbaik dengan mengangkat filosofi kepemimpinan-yang-melayani (servant-leadership).

Aplikasi kedua adalah pendidikan dan pelatihan pengabdi (wali) sukarela (not-for-profit trustee). Disini yang dimaksud pengabdi adalah dewan direksi beserta komisarisnya. Servant-leadership menunjukkan bahwa pengabdi tersebut perlu menjalani perubahan radikal dalam bagaimana mereka mendekati peran mereka. Pengabdi (wali) yang berusaha bertindak sebagai servant-leader dapat membantu menciptakan lembaga yang berkualitas.

Aplikasi ketiga adalah program komunitas kepemiminan. Hal ini menyangkut pendalaman peran pemimpin dalam organisasi kepemimpinan masyarakat. Semakin banyak kelompok kepemimpinan masyarakat yang menggunakan sumber dari Greenleaf center sebagai bagian dari usaha pendidikan dan pelatihan mereka sendiri.

Aplikasi keempat adalah program pembelajaran pelayanan. Ini menggabungkan antara servant-leadership dengan pendidikan pengalaman. Aplikasi kelima adalah pendidikan kepemimpinan. Hal ini menyangkut penggunaan servant-leadership baik dalam pendidikan formal dan informal dan program pelatihan. Hal ini dilakukan melalui kepemimpinan dan pelatihan manajemen di perguruan tinggi dan universitas, serta melalui program pelatihan perusahaan. Aplikasi keenam adalah transformasi pendidikan. Dalam hal ini, servant-leadership digunakan dalam program yang berhubungan dengan pengembangan pribadi. Servant-leadership beroperasi baik di tingkat kelembagaan maupun pribadi. Bagi individu hal itu menawarkan sarana pertumbuhan rohani pribadi, profesional, emosional, dan intelektual.

Ketertarikan dalam filsafat dan praktek servant-leadership Greenleaf sekarang ini pada titik tertinggi sepanjang masa. Ratusan artikel tentang konsep servant-leadership telah muncul di berbagai majalah, jurnal, dan surat kabar selama dekade terakhir. Banyak buku tentang masalah umum kepemimpinan telah diterbitkan yang merekomendasikan servant-leadership sebagai cara yang lebih holistik. Dan, akan semakin banyak literatur yang tersedia untuk memahami dan mempraktekan servant-leadership Robert K. Greenleaf.


You may also like

Tidak ada komentar: